Just in Time (JIT) dan Just in Case (JIC) adalah dua strategi yang umum digunakan dalam pengelolaan inventori di dunia Supply Chain Management (SCM). Masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda dalam menangani efisiensi dan ketahanan operasional. Kedua konsep ini tidak hanya penting dalam meminimalkan biaya, tetapi juga dalam menjaga kelancaran operasi bisnis di tengah berbagai tantangan.

Pengertian Just in Time dan Just in Case

Just in Time (JIT) adalah metode produksi atau pembelian barang hanya ketika ada permintaan langsung, bertujuan mengurangi persediaan untuk menekan biaya penyimpanan dan menghindari produk usang. Contohnya, toko roti yang hanya membuat roti berdasarkan pesanan setiap pagi.

Sementara itu, Just in Case (JIC) berfokus pada penyimpanan stok cadangan untuk mengantisipasi permintaan mendadak atau gangguan pasokan, seperti gudang suku cadang mesin produksi. Meskipun memastikan kelancaran operasi, JIC membutuhkan biaya penyimpanan lebih besar dan berisiko menimbulkan kelebihan stok.

Cara Kerja Just in Time dan Just in Case

Just in Time (JIT) mengandalkan koordinasi ketat antara pemasok, produsen, dan distributor, dengan produksi dan pemesanan hanya dilakukan saat dibutuhkan, sehingga meminimalkan persediaan dan biaya penyimpanan. Namun, metode ini sangat bergantung pada keandalan pemasok dan rentan terhadap gangguan rantai pasokan.

Sebaliknya, Just in Case (JIC) menjaga stok cadangan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan atau gangguan pasokan, memastikan kelancaran operasi. Meski lebih aman, JIC memerlukan ruang penyimpanan lebih besar dan berisiko menimbulkan barang usang.

Kapan Sebaiknya Menggunakan JIT dan JIC?

Memilih antara Just in Time (JIT) dan Just in Case (JIC) bergantung pada stabilitas rantai pasokan dan akurasi prediksi permintaan. JIT cocok untuk perusahaan dengan rantai pasokan stabil dan permintaan yang dapat diprediksi, karena mengoptimalkan efisiensi dan mengurangi biaya penyimpanan. Namun, JIT memerlukan koordinasi yang baik dengan pemasok dan fleksibilitas tinggi.

Sebaliknya, JIC lebih tepat untuk perusahaan dengan permintaan fluktuatif atau risiko gangguan tinggi. JIC menawarkan ketahanan dan keandalan lebih besar meskipun memerlukan biaya penyimpanan lebih tinggi dan risiko kelebihan stok.

Perbandingan Just in Time dan Just in Case

Baik JIT maupun JIC memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. JIT menonjol dalam hal efisiensi biaya, mengurangi limbah, dan memaksimalkan produktivitas dengan meminimalkan inventaris. Di sisi lain, JIC menawarkan keamanan dan keandalan yang lebih tinggi dalam menghadapi gangguan atau lonjakan permintaan yang tiba-tiba, meskipun dengan biaya penyimpanan yang lebih besar dan risiko barang yang tidak terpakai.

Baca Juga: Peran Just in Case dalam Manajemen Rantai Pasokan

Kesimpulan 

Pemilihan strategi yang tepat antara JIT dan JIC bergantung pada jenis industri, pola permintaan, dan risiko dalam rantai pasokan. Untuk perusahaan yang fokus pada efisiensi, JIT mungkin merupakan pilihan terbaik, sedangkan JIC lebih cocok bagi mereka yang ingin memastikan ketahanan operasional di tengah ketidakpastian. Memahami kondisi pasar dan tantangan rantai pasokan akan membantu perusahaan memutuskan strategi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

Temukan solusi pengelolaan inventori yang tepat untuk bisnis Anda. Hubungi kami hari ini untuk konsultasi tentang manajemen rantai pasokan!

HUBUNGI KAMI:

Hot Line : (021) 22085079

WhatsApp : 0817-9800-163

HP : 0817-9800-163

Email :  info@mitraconsultindo.co.id

Website : https://www.mitraconsultindo.co.id/

WhatsApp chat